20 UMKM Jawa Tengah Ikuti Konferensi Bisnis dan Ekspo di Bali

Semarang (SUARAJATENG.ID) – Sebanyak 20 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari jawa Tengah bakal mengikuti temu bisnis dan pameran di Bali yang dihadiri 32 konsulat jenderal dan 18 pembeli dari dalam dan luar negeri.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Eddy S Braminto di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa temu bisnis dan pameran tersebut merupakan agenda rutin dan rencananya digelar pada 20-21 Juli 2024.

Hal ini terungkap saat audiensi dengan Penjabat Ketua Dekranasda Jateng Shinta Nana Sudjana di Rumah Dinas “Puri Gedeh”, yang juga dihadiri perwakilan Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) dan para asesor.

Menurut dia, 20 UMKM yang akan mengikuti ajang yang akan berlangsung di Denpasar, Bali itu, telah melalui fase kurasi dari para ahli yang tersaring dari 198 UMKM.

“Dari 198 UMKM yang mendaftar, disaring menjadi 75 UMKM, kemudian dikurasi oleh teman-teman GPEI, konsultan dari Bali dan Jateng, kemudian (terseleksi) menjadi 20 UMKM,” katanya.

20 UMKM itu, kata dia, dinilai mempunyai produk yang mampu menembus pasar ekspor, mulai dari fesyen, kerajinan, hingga kuliner, yang kemudian dilatih terkait manajemen usaha ekspor meliputi website yang mumpuni, sampai negosiasi bisnis.

35 konjen yang ikut serta dalam ajang itu, di antaranya Australia, Amerika, Britania Raya, jepang, Korea Selatan, Belgia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Hungaria, hingga Republik Ceko.

Calon pembeli yang nantinya datang berasal dari India, Hungaria, serta dari dalam negeri.

Eddy menambahkan bahwa ajang tersebut diikuti untuk meningkatkan geliat ekspor UMKM di Jateng, sebab dari 4,2 juta UMKM, baru sekitar 300 UMKM di antaranya yang telah menembus pasar ekspor.

“Nah, tujuannya, bukan saja agar UMKM naik kelas, juga menaikkan porsi UMKM yang siap dan mandiri sehingga bisa langsung melakukan kegiatan eksportir,” katanya.

Sementara itu, Pj Ketua Dekranasda Jateng Shinta Nana Sudjana mengapresiasi langkah tersebut sebagai ikhtiar untuk membantu para pengusaha, terutama yang berskala rumahan untuk melebarkan sayap.

Ia juga mengharapkan pelaku UMKM tidak abai pada penjualan via daring yang tidak terbatas pada media sosial, namun UMKM perlu memiliki laman yang “update” agar pembeli dari luar negeri bisa mengetahui produknya.

“Ini dilakukan untuk mendorong mereka agar bisa mandiri, agar banyak pesanan. Minimal setiap UMKM memiliki admin yang bisa mempromosikan produk di website. Jangan sampai ’eman-eman’, karena produk kita juga banyak yang berkualitas,” kata Shinta.

Sumber: ANTARA Jateng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.