SUARAJATENG ID (SOLO)— Kasus pengrusakan makam Nasrani di tempat pemakaman umum (TPU) Cemoro Kembar, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon pada 12 Juni 2021 silam adalah bentuk intoleransi yang dilakukan oleh anak-anak. Pada kasus tersebut dari 10 anak, tujuh anak ditetapkan sebagai tersangka.
Dalam perkembangannya kasus tersebut pun akhirnya di SP3 karena yang melakukan adalah anak usia dibawah 12 tahun. Dugaan aksi tersebut karena pengaruh lembaga pendidikan.
Terjadinya kasus tersebut menjadi pelajaran bagi masyarakat bagaimana anak-anak harus dikenalkan nilai-nilai penghormatan dan penghargaan pada perbedaan salah satunya yang berkaitan dengan agama dan keyakinan.
Anak memiliki hak untuk mendapatkan informasi sehingga mendukung tumbuh kembang anak, sesuai dengan amanah Undang-undang No 35/ 2002 tentang Perubahan UU No 23 tahun 2002Tentang Perlindungan Anak.
Untuk mengenalkan toleransi melalui dunia pendidikan Yayasan KAKAK bersama dengan TK Pembina Mojo Pasar Kliwon, UIN Surakarta, YPLAG, Islamtoday, WKRI, dan Gaya Mahardika memberikan pengenalan melalui cerita boneka.
Kolaborasi ini sesuai yang ditekankan dalam UU Perlindungan Anak bahwa persoalan anak menjadi tanggung jawab banyak pihak. Cerita Boneka dengan mengusung judul “Saling Meyayangi Sesama” yang memiliki beberapa tujuan diantaranya mengenalkan berbagai agama di sekitar anak, berteman tanpa membedakan agama dan bagaimana saling meyayangi antar anak-anak.
Harapan kedepan hal tersebut menjadi hal yang akan dilakukan oleh lembaga pendidikan sejak dini. Pembentukan karakter bagi anak usia dini merupakan hal yang penting anak dapat memiliki sikap yang peduli terhadap sesama, saling menyanyangi, dan saling menghormati.
Seperti yang disampaikan oleh Shoim Direktur Yayasan KAKAK pada Senin (26/9) mengatakan bahwa, “Selain orang tua Sekolah juga memiliki tanggung jawab dalam mengenalkan perbedaan dan menanamkan nilai penghormatan pada perbedaan melalui guru. Hal ini akan menguatkan karakter anak dalam mengembangkan sikap dan perilaku.”
“Kolaborasi dengan banyak lembaga dalam kegiatan ini menekankan bahwa perlindungan anak dari tindakan intoleransi menjadi tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Cerita boneka merupakan media yang menarik bagi anak, sehingga anak usia dini akan tertarik untuk menngikuti dan menerima pesan. Konsep partisipasi anak menjadi hal yang ditekankan salah satunya dengan interaksi dengan anak TK untuk mendorong keaktifan anak, mengembangkan imajinasinya, dan memberikan suasana yang gembira bagi anak. (Kukuh)