Suara Jateng ID — Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) Solo Raya dalam keterangan persnya meminta Presiden Jokowi mempertimbangkan pengunduran diri.
“Menginformasikan bahwa mulai bulan depan meningkatkan gerakan, bukan lagi Presiden merubah kebijakan karena tidak ada respon, akan tetapi minta Presiden mempertimbangkan mengundurkan diri sebagai seorang negarawan,” tulis ARB Soloraya dalam rilisnya, Rabu (15/9/2021), kepada Suara Jateng ID.
Diketahui sebelumnya beberapa bulan terakhir ARB Soloraya meminta Presiden Jokowi merubah kebijakan yang dinilai bertentangan dengan konstitusi.
Adapun agenda membangun gerakan masif meminta Presiden Jokowi mundur ini disampaikan dalam audiensi Bersama Kasat Intel Polres Kota Surakarta, AKP. Arlianto Adhy Prabowo di Mapolresta Surakarta, Rabu (15/9/2021)
ARB juga menyampaikan bahwa dalam bulan ini akan mengadakan pertemuan aktivis pergerakan ARB SOLO RAYA dan sekitarnya, dengan kapasistas pesertra sekitar 30 aktivis. ARB juga berencana mengundang Pembicara dari Jakarta untuk memberikan gambaran situasi negara.
ARB turut mempertanyakan langkah ‘pengamanan’ yang dilakukan aparat. Hal ini disampaikan menyusul penangkapan yang dilakukan terhadap 10 mahasiswa saat kunjungan Presiden Jokowi ke UNS. Selain itu ARB juga hendak melakukan berbagai gerakan politik sampai muncul era baru.
“Yang dilarang Polres kerumunannya atau gerakan politiknya, ini mohon jawaban yang konkret karena ARB akan terus mengadakan gerakan politik sampai target berhasil yaitu menyambut era baru wajah baru,” tutur ARB
Dalam audiensi dengan mapolresta Surakarta itu, ARB mendapat penjelasan dari pihak kepolisian bahwa yang dilarang adalah kerumunan, bukan gerakan politik.
Oleh karena itu Maka ARB dapat melakukan gerakan dengan aksi flash mob, medsos, diskusi terbatas, pemasangan spanduk,jumpa pers, delegasi dan lain-lain.[Syarief Mojo]