10 Kali Beruntun, LAZ Solo Peduli Peroleh WTP

SOLO, (SuaraJateng.id) — Lembaga Amil Zakat (LAZ) Solo Peduli tahun ini genap berusia 20 tahun, sebagai lembaga penyalur zakat yang sudah dua dasawarsa membersamai umat sudah selayaknya semakin terpercaya akuntabilitasnya. Akuntabilitas lembaga ditandai dengan sepuluh kali memperoleh Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan laporan keuangan tahun 2018.

Pencapaian sepuluh kali WTP berturut-turut ini dimulai sejak tahun 2009. WTP ini bermakna LAZ Solopeduli dinyatakan lulus audit secara syariah maupun keuangan, sehingga kredibilitasnya sebagai lembaga amil zakat patut diperhitungkan.

“Jadi ketika Solopeduli bisa meraih WTP, ini menunjukkan Solopeduli telah dikelola sesuai standar pengelolaan dana Ziswaf dan sesuai standar akuntansi,” ungkap Direktur Utama Solopeduli, Sidik Anshori.

Perolehan WTP diperoleh dari kantor Akuntan Publik Ganung AB. Berdasarkan laporan keuangan yang diaudit, jumlah total penghimpunan LAZ Solopeduli pada tahun 2018 mencapai Rp21.269.842.568. Angka tersebut mengalami kenaikan dari  tahun 2017, yang nilainya hanya Rp16.840.702.673, artinya telah terjadi peningkatan jumlah penghimpunan lebih dari Rp 4,4 miliar.

“Hal ini menjadi salah satu indikator bahwa LAZ Solopeduli semakin dipercaya masyarakat, sehingga semakin banyak jumlah warga masyarakat yang menitipkan dananya melalui Solopeduli,” jelas Sidik Anshori.

Semua capaian tersebut, kata Sidik, tak lepas dari bantuan banyak pihak, terutama para donatur, relawan, dan para amil. “Saya mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah mempercayakan dananya, juga pada relawan yang telah membantu pelaksanaan program. Semoga dengan pemberdayaan ini, semakin banyak nilai kemanfaatan yang diraih,” jelasnya.

Sidik juga menjelaskan jika pihaknya tidak henti- hentinya melakukan kampanye “Ayo Zakat”. Pasalnya masih banyak para agnia yang lebih senang menyalurkannya langsung pada tetangga atau pondokpesantren daripada menitipkannya pada lembaga zakat. Olehkarenanya potensi zakat ini tidak terdata oleh lembaga zakat yang sudah ada.

“Kampanye ayo zakat dilakukan karena ternyata masih banyak para agnia yang tidak tahu cara menghitung zakat, tidak paham undang- undang zakat 23 Tahun 2011 bahwa zakat harus melalui lembaga zakat oleh karenanya kami selalu melakukan upaya edukasi zakat”, papar Sidik Anshori.

Sidik menilai bahwa sudah saat zakat itu sebagai sesuatu yang memberi manfaat dan memberdayakan umat. Artinya ada kemandirian umat, maka pihaknya mencontohkan adanya program SMK Gratis Solopeduli diharapkan melalui pendidikan mereka bisa menjadi generasi muslim yang mandiri. Sementara upaya pemberdayaan umat pun tidak ketinggalan contohnya pemberdayaan di bidang pertanian kepada kelompok tani jambu kristal di desa Ngargoyoso, Karanganyar.

Sementara itu terkait penghimpunan Solopeduli pada Ramadan 2019 hingga 31 Mei 2019, jumlah penerima manfaat program Ramadan sebanyak 3.496 orang. Rincian penghimpunan Ramadan Solopeduli terdiri atas 1.424 paket cinta yatim, 1.952 program takjil, 150 program sahur, 250 program sedekah Alquran dan 15 program zakat fitrah.

“Sampai hari ini penghimpunan terus dilakukan. Bahkan kantor pelayanan Solopeduli di Griya Solopos, buka hingga malam hari,” jelasnya.

Rep: Kukuh Subekti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.