SOLO, (SuaraJateng.id) — Dalam rangka memperingati hari tuberculosis sedunia yang jatuh pada tangggal 24 Maret, Urban Resilience Intiative and Collaboration (URIC) bekerjasama dengan Perpustakaan Sriwedari mencanangkan gerakan “Literasi kesehatan”.
Puluhan peserta tampak antusias menghadiri kegiatan yang digelar di Aula Perpustakaan Kelurahan Sriwedari ini. Tampak narasumber gerakan literasi kesehatan diantaranya Noor Alis Setiyadi, S.KM, M.KM, Dr. PH. sekaligus Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kabupaten Sukoharjo dan juga Dosen Kesehatan Masyarakat di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ketua Panitia, Miatus Sholikhah mengungkapkan bahwa gerakan literasi kesehatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Tuberculosis (TBC).
Sholikhah berharap melalui gerakan ini pula dapat mencegah terjadinya serangan penyakit TBC. Gerakan Literasi Kesehatan kali ini mengusung tema “Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai dari Saya”.
Pada kesempatan tersebut, pemateri menyampaikan tentang definisi dan gejala TBC. Penyakit ini disebabkan kuman TB Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh melalui pernafasan dan dapat tersebar lewat udara.
Menurut Noor Alis berdasarkan data Kemetrian Kesehatan RI, secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Pada Tahun 2017, Indonesia masuk dalam posisi nomer tiga kasus tertinggi insiden TBC sebesar 842.000 jiwa.
Lebih lanjut Noor Alis menjelaskan jika penderita TBC yang tidak mengenal umur dan status sosial, seperti BJ Habibie (Presiden Republik Indonesia ke-3) yang terkena TB di umur 20 tahun., Chairil Anwar (penyair terkemuka Indonesia), dan Nelson Mandela ( Presiden Afrika Selatan). Penyakit TBC tidak mengenal siapapun, dimanapun dan kapanpun.
“Pengendalian TB yang harus dilakukan adalah melalui Gerakan TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) guna mewujudkan Indonesia Bebas TB tahun 2035”, tandasnya.
Rep: Kukuh Subekti / Red: Tori Nuariza