BANYUMAS, (Suarajateng.id) — Gedung Puskesmas Kecamatan Banyumas telah menjadi salah satu benda cagar budaya di Kabupaten Banyumas, demikian menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani.
“Selain Puskesmas Banyumas dan Masjid Agung Nur Sulaiman yang sudah menjadi benda cagar budaya, kami saat sekarang sedang mendata bangunan-bangunan bersejarah lainnya yang ada di kota lama Banyumas (Kecamatan Banyumas, red.),” pungkasnya di Banyumas, Jawa Tengah, Senin (24/12).
Ia mengatakan pendataan tersebut melibatkan ahli sejarah, ahli bangunan, ahli hukum, dan beberapa pihak lainnya.
Menurutnya, hal itu dilakukan agar bangunan bersejarah yang sekiranya masuk dalam benda cagar budaya dapat dijaga kelestariannya.
Sementara itu, Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Kabupaten Banyumas Carlan mengatakan bangunan lama Puskesmas Banyumas telah menjadi cagar budaya.
“Oleh karena itu, bangunan yang baru (sebelah barat bangunan lama, red.) pun saat dibangun juga harus melalui persetujuan Tim Cagar Budaya. Bangunannya walaupun tidak persis (dengan bangunan lama) harus ada unsur yang ditransfer dari bangunan lama,” tandasnya.
Ia mengatakan bangunan lama Puskesmas Banyumas berdasarkan sejarah merupakan bekas gedung bank sentral pada zaman penjajahan Belanda sebelum pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas pindah ke Purwokerto pada tahun 1937.
Menurutnya, bangunan tersebut diperkirakan dibangun sekitar tahun 1755 karena keramik maupun material bangunannya hampir sama dengan keramik yang digunakan untuk Masjid Agung Nur Sulaiman, Pendopo Duplikat Sipanji (Kantor Kecamatan Banyumas, red.), Kepatihan, dan Pegadaian Banyumas.
“Gedung lama Puskesmas Banyumas diinventarisasi Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya sekitar tahun 1980-an saat bangunan tersebut digunakan SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Sendang Mas,” jelasnya.
Ia mengatakan setelah bank sentral penjajahan Belanda pindah ke Purwokerto, gedung tersebut sempat digunakan untuk Sekolah Guru Bantu (SGB) atau Hollandsche Indische Kweekschool (HIK), SMKI Sendang Mas, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Banyumas, dan sekarang Puskesmas Banyumas.
Sumber : Antara